Sistem Pengelolaan Limbah Berdasarkan Jenisnya
Berdasarkan jenisnya, limbah yang dihasilkan dari aktivitas manusia membutuhkan sistem pengelolaan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, pengelolaan limbah yang efektif harus mempertimbangkan sifat dan jenisnya agar dapat diolah dan didaur ulang dengan maksimal.
Perlu Anda ketahui, terdapat beberapa mekanisme pengelolaan limbah berdasarkan jenisnya. Berikut adalah masing-masing penjelasannya:
Sistem Pengelolaan Limbah Cair
Untuk mengelola masalah pencemaran air limbah, digunakan fasilitas Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). IPAL terdiri atas IPAL domestik untuk kegiatan komunal maupun mandiri, serta IPAL industri.
IPAL domestik adalah instalasi pengolahan jenis-jenis limbah cair yang dihasilkan dari aktivitas rumah tangga (domestik). Sedangkan IPAL industri adalah instalasi pengolahan air limbah yang digunakan oleh unit usaha atau industri tertentu.
Fasilitas dan teknologi pengolahan yang digunakan juga bisa berbeda-beda tergantung pada karakteristik air limbahnya. Berdasarkan karakteristik atau sifatnya, air limbah memiliki sifat fisik, kimia, serta biologis, sehingga bisa diolah dengan cara fisika, kimia, dan biologis.
Contoh benda padat
Jenis-jenis Limbah Cair dan Contohnya
Limbah cair didefinisikan sebagai sisa hasil usaha atau kegiatan yang berwujud cair (likuid). Yaitu bisa dalam bentuk air atau disertai kandungan zat buangan lain dalam bentuk larutan atau campuran (suspensi). Berdasarkan sumbernya, limbah cair bisa diklasifikasikan lagi menjadi jenis-jenis sebagai berikut.
Limbah Padat Organik
Limbah padat organik adalah jenis limbah yang berasal dari bahan-bahan hayati seperti sisa-sisa makanan, tumbuhan, atau hewan. Sederhananya, limbah padat organik adalah sampah yang berasal dari sisa organisme (makhluk hidup) yang mudah terurai dengan sendirinya secara alami.
Contoh jenis-jenis limbah padat organik yaitu sisa makanan, kulit telur, dedaunan, kotoran hewan, kotoran manusia, tulang hewan, dan lain sebagainya. Karena memiliki memiliki sifat yang mudah terurai, sampah organik bisa diolah menjadi kompos.
Namun jika tidak dikelola dikelola dengan baik, limbah padat organik dapat menghasilkan gas metana yang berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Zat-zat yang bersifat organik juga bisa menjadi media berkembang virus dan bakteri.
Sistem Pengelolaan Limbah B3
Jenis-jenis limbah B3 membutuhkan sistem pengelolaan khusus yang lebih rumit dibandingkan jenis limbah lain. Pasalnya, limbah B3 adalah jenis bahan berbahaya dan beracun yang bisa berdampak bagi makhluk hidup maupun lingkungan sekitar.
Limbah B3 biasanya dihasilkan dari industri besar seperti kimia, farmasi, elektronik, dan rumah sakit. Di Indonesia, regulasi terkait pengelolaan limbah B3 diatur dalam PP Nomor 101 Tahun 2014 dan Permen LHK Nomor 6 Tahun 2021.
Berdasarkan regulasi tersebut, setiap penghasil limbah kategori B3 wajib melakukan kegiatan pengelolaan yang meliputi pengurangan, penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan, dan/atau penimbunan sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan.
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa setiap jenis-jenis limbah membutuhkan pengelolaan khusus sesuai karakteristiknya. Sebab tindak pengelolaan limbah merupakan aspek penting dalam menjamin keberlanjutan lingkungan (sustainability).
Mutu International berkomitmen untuk ikut berkontribusi mengelola keberlanjutan lingkungan di industri dan unit usaha lainnya melalui sertifikasi, inspeksi, dan pengujian terkait lingkungan. Salah satunya dengan ISO 14001 Sistem Manajemen Lingkungan (SML).
Dilengkapi laboratorium yang lengkap, kami siap melayani audit dan verifikasi terkait pengelolaan jenis-jenis limbah di unit usaha Anda sesuai standar dan regulasi yang berlaku.
Silahkan hubungi MUTU International melalui E-Mail: [email protected], Telepon: (62-21) 8740202 atau kolom Chat box yang tersedia. Hubungi MUTU International sekarang juga. Follow juga seluruh akun sosial media MUTU International di Instagram, Facebook, Linkedin, Tiktok, Twitter , Youtube dan Podcast #AyoMelekMUTU untuk update informasi menarik lainnya.
tirto.id - Dari segi bentuk dan wujudnya, limbah bisa dikelompokkan menjadi 4 kategori. Keempatnya ialah limbah padat, limbah cair, limbah gas, dan limbah suara. Kecuali limbah suara, tiga kategori limbah lainnya terdiri atas beberapa jenis.
Contoh limbah padat, limbah cair, dan limbah gas juga bisa ditemukan di lingkungan sekitar. Lalu, apa saja jenis-jenis limbah gas, padat, cair dan contohnya?
Pengetahuan tentang jenis-jenis limbah itu dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya proses pengelolaan dan pengolahannya. Jika tidak terkelola dengan baik, limbah padat, gas, maupun cair dapat merusak lingkungan dan bahkan berdampak buruk bagi kesehatan manusia.
Limbah adalah sisa dari usaha maupun kegiatan yang mengandung bahan berbahaya atau beracun yang karena sifat, konsentrasi, dan jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak bisa berpotensi membahayakan lingkungan, kesehatan, bahkan kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.
Lud Waluyo dalam Bioremediasi Limbah (2018) menerangkan bahan yang sering ditemukan dalam limbah ialah senyawa organik yang dapat terbiodegradasi, senyawa organik yang mudah menguap, senyawa organik sulit terurai, logam berat toksik, padatan tersuspensi, nutrien, mikrobia patogen, hingga parasit.
Sementara itu, limbah padat adalah limbah dengan wujud padat yang bersifat kering dan tak bisa berpindah kecuali dipindahkan. Sebaliknya, limbah cair adalah limbah dengan wujud cair. Limbah cair biasanya larut dalam air dan mudah berpindah. Adapun limbah gas berwujud gas. Limbah gas bisa dilihat dalam bentuk asap dan mudah bergerak dengan jangkauan penyebaran luas.
Gas Nitrogen Oksida (NOx)
Gas nitrogen oksida merupakan senyawa sisa pembakaran yang tersusun atas nitrogen dan oksigen, baik dalam bentuk NO, NO2, dan lain sebagainya. Gas NOx diketahui sebagai gas yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan.
Hal ini karena dampaknya dapat menyebabkan pencemaran udara dan menimbulkan hujan asam. Secara lebih jauh, hujan asam diketahui dapat menyebabkan kerusakan pada tanah dan tanaman, serta berbahaya bagi manusia dan hewan.
Limbah Padat B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
Limbah padat B3 adalah jenis limbah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun. Contoh jenis-jenis limbah B3 berwujud padat antara lain limbah medis, limbah dari industri, laboratorium, dan lain sebagainya seperti baterai, cat, pestisida, obat-obatan, hingga radioaktif.
Limbah padat B3 sangat berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia karena memiliki dampak lebih masif. Karena itu, pengelolaannya harus dilakukan secara khusus dengan teknologi dan alat yang tepat serta mengikuti regulasi yang berlaku.
Sistem Pengelolaan Limbah Padat
Sistem pengelolaan untuk jenis-jenis limbah padat meliputi proses pengumpulan, pengangkutan, hingga pengolahan. Dalam proses pengumpulan, jenis limbah padat harus dipisahkan berdasarkan jenisnya seperti organik dan anorganik yang meliputi kertas, plastik, logam, dan lain-lain.
Limbah padat anorganik yang masih dapat didaur ulang harus dikirim ke tempat pengolahan limbah daur ulang, sedangkan limbah padat yang tidak dapat didaur ulang harus dikirim ke tempat pembuangan akhir. Selain itu, jenis limbah padat organik juga dapat dimanfaatkan kembali menjadi kompos.
Untuk mengurangi timbulan limbah padat, bisa digunakan mekanisme 5R, yaitu Refuse (menolak), reduce (mengurangi), reuse (menggunakan kembali), repurpose (upcycling atau penggunaan kembali dengan tujuan baru), dan recycle (daur ulang).
Limbah Padat Anorganik
Sebaliknya, limbah padat anorganik merupakan jenis sampah yang tidak berasal dari unsur makhluk hidup, sehingga tidak dapat terurai oleh mikroorganisme secara alami. Contoh jenis-jenis limbah padat anorganik antara lain plastik, kaca, logam, kayu, dan lain sebagainya.
Karena tidak bisa diurai oleh mikroorganisme, dibutuhkan teknologi dan alat khusus untuk pengelolaannya agar tidak mencemari lingkungan. Selain itu, jenis limbah padat anorganik tertentu juga masih bisa dimanfaatkan kembali melalui reuse dan recycle.